MENGENAL TOKOH DAN KITAB HADITS
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Biografi Imam At-Tirmidzi.
Imam
at-tirmidzi nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa ibn Tsurah ibn Musa
ibn Dhahak Al-sulami Al-Bughi Al-Tirmidzi.
Imam
Al-Tirmidzi adalah seorang muhaddisin yang dilahirkan di kota Turmudz, sebelah
kota kecil di pinggir utara sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau
dilahirkan di kota tersebut pada bulan Dzulhijjah 200 H. [1]
Para ulama
berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa imam At-Tirmidzi lahir dalam
keadaan buta. Sedangkan berita yang benar adalah beliau menjadi buta ketika
sudah besar, tepatnya setelah melakukan perjalanan mencari ilmu dan menulis
kitabnya. Imam At-Tirmidzi belajar dan meriwayatkan hadist dari ulama’-ulama’
ternama. Diantara adalah Imam Bukhori, kepadanya At-Tirmidzi belajar hadist dan
fiqih. At-Tirmidzi juga belajar kepada Imam Muslim dan Abu daud.
Perkembangan
hadist Imam At-Tirmidzi itu ditandai dengan penulisan, penyampaian, penerimaan,
penghafalan, dan majlis ta’lim pengkaji hadist, penciptaan ilmu hadist,
periwayatan dan pembukuannya. Sebagaimana dengan ulama’ hadist lain, Imam
At-Tirmidzi sejak kecil sudah bergelut dengan hadist, semangatnya dalam belajar
hadist membuatnya pergi ke berbagai negeri untuk berguru kepada ulama ahli
hadist terkenal. Imam At-Tirmidzi pernah Hijaz dan belajar dengan ulama’ Hijaz
Iraq, khurasan belajar dan menuntut ilmu dari Ishaq ibn Rahawayh, dan
sebagainya. Menurut Al Khatib Al Baghdadi Qutaibah Ibn Sa’id Al-madani, Imam
At-Tirmidzi belajar hadist diperkirakan lebih dari 35 tahun lamanya. [2]
Berikut adalah nama guru-guru dari
Imam At-Tirmidzi yaitu :
-
Al Bukhori
-
Imam Muslim
-
Abu Daud
-
Qutaibah bin Sa’id
-
Ishaq bin Musa
-
Mahmud bin Ghailan
-
Ibn Bandar
-
Ismail bin Musa Al-Fazari
-
Amad bin Muni’
-
Bisyr bin Muazd Al-Aqadi
-
Al hasan bin Ahmad bin Abi Syuaib
-
Abu Amar Al-husain bin Huraits
Selain Imam
At-Tirmidzi mempunya banyak guru, beliau juga mempunyai beberapa murid,
diantaranya adalah :
-
Makhlul bin Fadlal
-
Muhammad bin Mahmud Anbar
-
Hammad bin Syakir
-
Abdul bin Muhammad An-Nasyitun
-
Al-Haisam bin Kulaib Asy-Syasyi
-
Abu Bakar Ahmad Ibn Ismail ibn Amir Al-sumarkandi
-
Ahmad bin Ali Al-Maqari
Perhatian
beliau sangat besar terhadap terhadap ilmu hadist, beliau menyusun kitab
Al-Turmudzi. Selain itu hasil karya-karya beliau sangat banyak. Sehingga pujian
para ulama’ terhadap beliau dalam usahanya mengembangkan hadist dan fiqih dan
ilmu-ilmu agama sangat banyak, diantaranya adalah :
a.
Pernyatan Imam Bukhori terhadap Imam Al-Tirmidzi bahwa kedudukan
beliau dalam ilmu hadist adalah sangat tinggi. Imam Bukhori berkata “apa yang
aku ambil manfaat dari padaku” Al Hafizh Al alim Al Idris berkata “ ia seorang
dari para imam yang member tuntutan kepada mereka dalam ilmu hadist, mengarang
Al Jami’ Tarikh, sebagai seorang penulis yang alim yang meyakinkan, ia seorang
contoh dalam hafalan”.
b.
Al Mizzi mengatakan bahwa
Al-Tirmidzi salah seorang imam Hafizh yang mempunyai kelebihan yang telah
dimanfaatkan kaum muslimin.
c.
Mubarak bin Atsir mengatakan bahwa imam Al-Tirmidzi seorang muslim
hafizh yang terkenal padanya telah terjadi pembangunan fiqih.
d.
Imam Al-Tirmidzi termasuk ahli hadist yang kuat daya hafalnya,
teliti serta terpercaya, Ibnu Hibban Al Busti mengakui kemampuan imam
Al-Tirmidzi dalam hal menghafal, meneliti hadist sehingga ia menjadi sumber
pengambilan hadist banyak ulama’ terkenal diantaranya imam Bukhori. [3]
Selain itu imam Al-Tirmidzi juga
mempunyai beberapa karya kitab hadist diantaranya yaitu :
-
Al Jami’ Al-Mukhtashar min Al-Sunan ‘an Rasulullah
-
Tawarikh
-
Al-‘Ilal
-
Al-‘Ilal Al-Kabir
-
Syama’il
-
Asma’ Al-Shahabah
-
Al-Asma’ wal Kuna
-
Al-Atsar Al-Mawqufah
Karya beliau
yang terkenal adalah Al-Jami’ atau Sunan Al-Tirmidzi. Penulisan kitab ini
diselesaikan pada tanggal 10 Dzulhijjah 270 H. salah satu buku syarah yang
mengomentari kitab Sunan Al-Tirmidzi ini adalah karangan Abdurrahman
Mubarakpuri dengan judul Tuhfat Al-Ahwadzi (4 jilid). Beliau
menyusun salah satu kitab sunan dan kitab ‘Ilal Al-hadist. Setelah selesai
menulis kitab ini, menurut pengakuannya hijaz Iraq dan khurasan meridoinya serta
menerimanya dengan baik. Imam Al-Tirmidzi wafat di Turmudz pada malam senin tanggal 13 rajab
279 H (289 M).
2.
Imam Abu Dawud
Nama lengkap
imam Abu Daud adalah Imam Abu Daud Sulaiman Ibn Al-Asy’ats ibn Ishaq
Al-Sijistany. Beliau dinisbatkan kepada tempat kelahirannya yaitu di sijistan
(terletak antara iran dan afganistan). Beliau dilahirkan di kota tersebut, pda
tahun 202 H (817 M). Beliau juga
senang merantau (rihlah) mengelilingi negeri-negeri tetangga; khurasan, Rayy, Harat,
Kufah, Baghdad, Tarsus, Damaskus, Mesir dan Basrah, untuk mencari hadist dan
ilmu-ilmu yang lain. Kemudian di kumpulkan, di susun dan di tulisnya
hadis-hadist yang telah diterima ulama’-ulma’ irak, khurasan, syam, dan mesir.
Beliau sampai menhabiskan watu 20 tahun di kota Tarsus.
Ulama’-ulama’ yang telah diambil
hadistnya, antara lain:
-
Sulaiman ibn harb ustman ibn Abi Syaibah
-
Al-Qa’naby
-
Abu walid Al-Thayalisy.
Sedangkan para ulama’ yang pernah
mengambil hadist-hadistnya antara lain:
-
Abdullah
-
Al-Nasa’iy
-
Al-Tirmidzi
-
Abu Awwanah
-
Ali ibn Abdu Al-Shammad
-
Ahmad Ibn Muhammad ibn Harun.
Sebagaimana
Imam Bukhari dan Imam Muslim, Imam Abu Daud pun melahirkan sejumlah karya
antara lain :
-
Al-Marasil
-
Masa’il Al-Imam Ahmad
-
Al-Nasikh wa Al-Mansukh
-
Risalah fi Washf kitab Al-Sunan
-
Al-Zuhd
-
Ijbai’an Sawalat Al-Ajuri
-
As’ilah’an Ahmad ibn Hanbal
-
Tasmiyat Al-Akhwan
-
Qaul Qadr
-
Al-Ba’ts wa Al-Nusyur
-
Al-Masa’il allati Haiafa Al-Anshar
-
Dala’il Al-Nubuwwat
-
Fadha’il Al-Anshar
-
Musnad malik
-
Al-Du’a
-
Ibtida’ Al-Wahyi
-
Al-Tafarrud Fi Al-Sunan
-
Akhbar Al-Khawarij
-
A’lam Al-Nubuwwat
-
Sunan Abu Daud
Sunan Abu Daud
ini merupakan karyanya yang besar. Beliau mengaku telah mendengar hadist Rasulullah
saw sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu beliau seleksi dan ditulis dalam
kitab Sunannya sebanyak 4.800 buah. Beliau cukup puas dengan satu atau dua
hadist dalam setiap bab. Kitab
sunan Abu Daud ini sudah banyak beredar pada masa hidup pengarangnya. Bahkan
Ali bin Hasan berkomentar bahwa beliau telah mempelajari kitab tersebut sebanyak
enam kali dari Abu Daud. Kitab Sunan tersebut salah satu dari kitab terbaik dan
terlengkap dalam bidang hadist-hadist hukum.
Menurut
pendapat Ibnu Hajar, bahwa istilah Shalih Abu Daud ini lebih umum daripada jika
dikatakan bias dipakai hujjah (Al-Ihtijaj) dan bias dipakai i’tibar. Oleh karenanya, setiap hadist dhaif yang bias naik
menjadi hasan atau setiap hadist hasan yang bias naik menjadi shahih bila masuk
dalam pengertian yang pertama (lil ihtijaj), yang tidak seperti kedua itu, bisa
tercakup dalam pengertian kedua (lil I’tibar) dan yang kurang dari ketentuan
semua itu termasuk yang dinilai dengan wahnun syadidun. Para ulama’ telah sepakat menetapkan beliau
sebagai hafidz yang sempurna, pemilik ilmu yang melimpah, muhaddits yang
terpercaya, wira’ iy dan mempunyai pemahaman yang tajam, baik dalam bidang ilmu
hadist maupun lainnya.
Al-Khaththany
berpendapat bahwa tidak ada susunan kitab ilmu agama setara dengan kitab Sunan
Abu Daud. Seluruh manusia dari aliran-aliran yang berbeda-beda dapat menerimanya.
Cukuplah kiranya bahwa umat tidak perlu mengadakan kesepakatan untuk
meninggalkan sebuah hadistpun dari Kitab ini. Imam Al Ghazali memandang cukup, bahwa kitab Sunan Abu Daud itu
dibuat pegangan bagi para mujtahid. Abu
Daud meninggal pada hari jum’at 15 Syawal 275 h (889 m) di bashrah.
Syarah Atas Sunan Abu Daud adalah
sebagai berikut :
·
Syamsul Haq ‘Azimabadi, menulis kitab Syarah ‘Awm Al-Ma’bid Syarh
Sunan Abi Daud.
·
Khalil Ahmad Anshari (w 1.346 H), menulis kitab syarah Tahdzib
Sunan Abi Daud yang diedit oleh Ahmad Syakir dan teman-temannya. [4]
3.
Imam Ibnu Majah
Ibnu Majah
adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota di
Iran. Nama lengkap Imam hadist yang terkenal dengan sebutan neneknya ini ialah
Abu Abdillah ibn Yazid Ibnu Majah. Beliau lahir pada tahun 207 H (824 M). Sebagaimana
halnya para muhaddisin dalam mencari hadist-hadist memerlukan perantauan
ilmiah, beliaupun juga berkeliling di beberapa negeri, untuk menemui dan
berguru hadist kepada para ulama’ hadist. Ali ibn Muhammad Al-Tanafasi (w. 233
H) adalah gurunya yang paling oertama. Dari tempat perantauannya itu, beliau bertemu dengan murid-murid
Imam Malik dan Al-Laits, dan dari beliau-beliau inilah beliau banyak memperoleh
hadist-hadist. Hadist beliau banyak diriwayatkan oleh orang banyak.
Berikut
adalah hasil karya dari Imam ibnu Majah :
·
Tafsir
·
Al-Tarikh (sejarah para perawi hadist). Tafsir dan Tarikh ini,
sampai saat ini tidak ada kabarnya. Tampaknya telah hilang.
·
Sunan
Kitab Sunan ini
yang kemudian terkenal dengan Sunan Ibnu Majah. Sunan ini merupakan salah satu
sunan yang empat. Dalam sunan ini banyak terdapat hadist dhaif, bahkan tidak
sedikit hadist munkar. Kitab Ibnu Majah ini berisikan 4.341 hadist, dan
sebanyak 3.002 telah dibuukan oleh pengarang Kitab Al-Ushul Al-Sittah lainnya,
baik seluruhny, ataupun sebagiannya. Jadi 1.339 hadist diriwayatkan oleh Ibnu
Majah sendiri, dengan rincian sebagai berikut :
-
428 buah adalah hadist shahih
-
199 buah adalah hadist hasan
-
613 buat adalah hadist lemah isnad
-
99 buah adalah hadist munkar dan makdzub
Bila
Al-Tirmidzi dan Abu Daud meriwayatkan hadist lemah selalu dberi
keterangan/catatan dalam kitab mereka, lain halnya dengan Ibnu Majah. Beliau tak
memberikan komentar apa pun. Bahkan untuk hadist yang dustapun beliau hanya
mengambil sikap diam. Al-Hafidz Al-Muzy juga berpedapat bahwa hadist-hadist gharib yang
terdapat dalam sunan ini kebanyakan hadist dhaif. Karena itulah para ulama mutaqaddimin seperti Ibnu Atsir,
Mughlata’I, Ibnu Hajar dan Qasthalani menolak memasukkan Sunan Ibnu Majah ini
ke dalam Al-Ushul Al-Sittah atau Al-Kutub Al-Sittah (kitab-kitab pokok yang
enam): Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Al-Tirmidzi, Sunan
Nasa’I, dan keenam dalam perdebatan. [5] Akan tetapi Abu Al-Fadhli ibn Thahir Al-Maqdisy
memasukkan sunan Ibnu Majah menjadi Kitab pokok yang keenam. Pendapat ini
diikuti oleh Abdul Ghani Al-Maqdisi, Al-Mizzi, kemudian Al-Hafidz Ibnu Hajar
dan Al-Khazra’i.
Sunan Ibnu Majah ini mempunyai sisi kelebihan yaitu tidak banyak mengalami
pengulangan dan ia adalah terbaik dari sisi pnyusunan judul per judul dan
sub-judul. Hal ini banyak
diakui banyak ulama’. Hanya
sedikit kitab yang memberikan syarah Sunan Ibnu Mjah ini. Salah satu yang
paling baik adalah karya Mughalata’I yang berjudul Al-I’lam bi Sunanihi ‘Alaihi
Al-Salam. Selain itu Al-Suyuthi juga mensyarahinya dalam Mishbah Al-Zujajah
‘Ala Sunan Ibnu Majah. Sunan
Ibnu Majah meninggal pada hari senin, 21 Ramadhan 273 H (887 M). [6]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Imam Al-Tirmidzi nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa Ibn Tsurah
ibn Musa ibn Dhahak Al-Sulami Al-Bughi Al-Tirmidzi, beliau lahir di kota
Turmudz pada bulan Dzulhijjah 200 H (atau tepatnya 824 M). beliau wafat di
Turmudz pada malam senin tanggal 13 rajab 279 H (829 M).
Imam Abu daud
nama lengkapnya Imam Abu Daud Sulaiman ibn Al-Asy’ats ibn Ishaq Al-Sijistany.
Beliau lahir di kota Sijistan (terletak anatara Iran dengan Afganistan) pada
tahun 202 H (817 M). Imam Abu Daud wafat pada hari jum’at 15 Syawal 275 H (889
M) di Basrah.
Imam Ibnu Majah
adalah nama nenek moyang yang berasal dari kota Qazwin, salah satu kota di
Iran. Nama lengkap Imam hadist yang terkenal dengan sebutan neneknya ini adalah
Abu Abdillah ibn Yazid Ibnu Majah. Beliau lahir pada tahun 207 H (824 M). Dan
beliau wafat pada hari senin, 21 Ramadhan 273 H (887 M).
Daftar Pustaka
Drs. Munzier
Suparta, Ma. Ilmu Hadist, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm 246
Ibnu
Ahmad’alimi, Tokoh dn ulama Hadist, Sidoarjp, 2008, hlm 216
Drs. H. Abdul
Majid Khan, M.Ag, Ulumul Hadist, Jakarta, 2008. Hlm 263
Dr. Khaeruman
Badri M.Ag, Ulumul Hadis, Pustaka Setia, Bandung, 2010, hal 259
Dr. Majid Abdul
Khon M.Ag, Ilmu Hadis, Sinar Grafika Offset, Jakarta, 2008, hal 261
[1] Drs. Munzier Suparta, Ma. Ilmu Hadist, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm 246
[2] Ibnu Ahmad’alimi, Tokoh dn ulama Hadist, Sidoarjp, 2008, hlm 216
[3] Drs. H. Abdul Majid Khan, M.Ag, Ulumul Hadist, Jakarta, 2008. Hlm
263
[4] Dr. Khaeruman Badri M.Ag, Ulumul Hadis, Pustaka Setia,
Bandung, 2010, hal 259
[5] Dr. Majid Abdul Khon M.Ag, Ilmu Hadis, Sinar Grafika Offset,
Jakarta, 2008, hal 261
[6] Drs. Munzier Suparta, Ma, Ilmu Hadist, Jakarta, Pt Raja Grafindo
Persada, 2002. Hlm 232-251
Tidak ada komentar:
Posting Komentar