Artikel terkait

Rabu, 03 Desember 2014

Ulumul Hadits: Makalah "BENTUK- BENTUK HADIST"




BENTUK- BENTUK HADIST
 



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang
Manajemen informasi merupakan praktik yang telah diejawantahkan oleh komunitas muslim. Dalam kultur muslim, informasi bukan merupakan komoditi yang dipaketkan dan lantas diperjualbelikan. Sebaliknya ia merupkan link kehidupan atau sarana yang membentuk mileu kebudayaan yang mengambil karakteristik dari pandangan Islam. Uniknya kebudayaan ini diperoleh dari spirit al-Qur’an dan fenomena Nabi SAW. yang pengaruhnya kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Di sinalah kami akan membahas dasar-dasar ajaran islam yang bersumber dari hadist  Nabi SAW. namun tidak mungkin bagi kami untuk membahas secara keseluruhan, karena tugas yang diberikan oleh dosen pengampu hanya membahas sebagian dari ilmu hadist. Oleh karena itu kami akan membahas tentang BENTUK-BENTUK HADIST yang telah disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena banyak kaum muslim yang belum mengetahui tentang ilmu tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Hadist Qauli?
2.      Hadist Fi’li?
3.      Hadist Taqriri?
4.      Hadist Hammi?
5.      Hadist Ahwali?



BAB II
PEMBAHASAN
Hadistmencakupperkataan, perbuatan,dantaqrir Nabi Muhammad SAW. olehkarenaitupadapembahasaniniakandiuraikantentangbentuk-bentukhadist:Qauli, Fi’li, Taqrir, Hammi, danAhwali.
A.    HadistQauli
Yang dimaksuddenganhadistqauliadalahsegala yang disandarkankepadaNabi SAW.Yangberupaperkataanatauucapan yang memuatberbagaimaksudsyara’,peristiwa,dankeadaan, baik yang berkaitandenganaqidah, syari’ah,akhlak,maupun yang lainya[1].ContohdarihaditsQouliadalahsebagaiberikut :
1.      Tentangdo’aRasulullah SAW.yangditunjukankepada orang yang mendengar, menghafal,danmenyampaikanilmu. Haditstersebutberbunyi:
نضر الله امرأ سمع منا حديثا فحفظه حتىيبلغه غيره فانه رب حامل فقه ليس بفقيه ورب حامل فقه الى من هو افقه منه ثلاث خصال لا يغل عليهن قلب مسلم ابدا اخلاص العمل لله ومنا صحة ولاة الامر ولزوم الجماعة فان دعوتهم تحيط من ورالهم (رواه احمد)[2]
“Semoga Allah memberi kebaikan kepada orang yang mendengarkan perkataan dariku kemudian menghafal dan memyampaikan kepada orang lain, karena banyak orang berbicara mengenai fiqih padahal ia bukan ahlinya. Ada tiga sifat yang karenanya tidak akaan timbul rasa dengki dihati seorang muslim, yaitu ikhlasberamal semata–mata kepada Allah SWT,menasehati, taat dan patuh kepada pihak penguasa, dan setia terhadap jama’ah. Karenasesungguhnyadoamerekaakanmemberikanmotivasi (danmenjaganya )daribelakang”. (HR. Ahmad)
2.      Hadisttentangbacaanal-Fatihahdalamsholat, yang berbunyi:
لاصلاة لمن لم يقرا بفاتحة الكتاب (رواه مسلم)
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihah al-Kitab”. (HR. Muslim)[3]
3.      HaditstentangkecamanRasulkepada orang-orang yang mencobamemalsukanhadis-hadis yang berasaldariRasulullah Saw:
((رواه مسلممَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارٌ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda, “Barang siapa sengaja berdusta atas diriku, hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat tinggalnya dineraka.” (HR. Muslim).
B.     HadistFi’li
Dimaksudkandenganhadistfi’liadalahsegala yang disandarkankepadaNabi SAW. Berupaperbuatanya yang sampaikepadakita. Di antara contohnya adalah:
1.      Hadist tentang shalat
[4]صلوا كما رايتمو ني اصلي (رواه البخاري)
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat”. (HR. Bukhari)


Contoh lainnya, hadist yang berbunyi:    
كان النبى صلى الله عليه وسلم يصلي علي راحلته حيثما توجهت به (رواه الترمدى)[5]
“Nabi SAW. shalat di atas tunggangannya, kemana saja tunggangannya itu menghadap”. (HR. Tirmidzi)
2.      Hadis yang di dalamnya terdapat kata-kata kana/yakunu atau ra’aitu/ra’aina. Contohnyahadisberikutini:
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْسِمُ بَيْنَ نِسَائِهِ فَيَعْدِلُ وَيَقُوْلاَللَّهُمَّ هَذِهِ قِسْمَتِيْ فِيْمَا أَمْلِكُ فَلاَ تَلُمْنِيْ فِيْمَا تَمْلِكوَلاَ أَمْلِك{رواه أبو داود والترمذي والنسائى وابن ماجه}
Dari ‘Aisyah, Rasul saw, membagi (nafkahdangilirannya) antaristri-istrinyadenganadil. Beliaubersabda,Yaa Allah!Inilahpembagiankupadaapayang akumiliki.Janganlahengkaumencelakudalamhal yang tidakakumiliki.” (H.R. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I, danIbnMajah).
C.     HadistTaqriri
Yang dimaksudhadisttaqririadalahsegalahadist yang berupaketetapanNabi SAW. Terhadapapa yang datangdarisahabat. Beliau membiarkansuatuperbuatan yang dilakukanolehparasahabat, setelahmemenuhibeberapasyarat, baikmengenaipelakunyamaupunperbuatanya. Di antara contohnya:
كنانصلى ركعتين بعد غروب الشمس وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرانا ولم يأمرنا ولم ينهنا (رواه مسلم
“Adalah kami (parasahabat) melakukansholatduarakaatsesudahterbenamnyamatahari(sebelumsholatmaghrib), RasulullahSAW, melihatapa yang kami lakukandanbeliaudiamtidakmenyuruhdantidak pula melarang kami (HR. Muslim)
Diantarahadisttaqriri, ialahsikapRasulullah SAW.Membiarkanparasahabatmelaksanakanperintahnya, sesuaidenganpenafsirannyamasing–masingsahabatterhadapsabdanya, yang berbunyi:
لايصلين احد العسر لافى بنى قريضة (رواه البخارى)
            “Janganlahseorang pun shalat ‘Asar di BaniQuraizah “.[6]
            Sebagiansahabatmemahamilarangantersebutberdasarkanpadahakikatperintahtersebut, sehinggamerekatidakmelakukansalat ‘Asarpadawaktunya.Sedangsegolongansahabatlainyang memahamiperintahtersebutdenganperlunyasegerameujubaniQuraizahdanjangansantaidalampeperangan,sehingga bisasholattepatpadawaktunya. SikapparasahabatinidiberikanolehNabiSAWtanpaada yang disalahkanataudiingkarinya.[7]
D.    HadistHammi
Yang dimaksuddenganhadisthammiadalahhadist yang berupahasratNabi SAW.Yangbelumterealisasikan, sepertihalnyahasratberpuasatanggal 9 ‘Asyura. Dalamriwayatibn Abbas, disebutkansebagaiberikut :
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ (رواه مسلم)
“KetikaNabi SAW. berpuasapadahari ‘Asyuradanmemerintah-kanparasahabatuntukberpuasa, merekaberkata:Yaa Nabi!Hariiniadalahhari yang diagungkanolehorang–orang yahudidanNasrani.Nabi SAW. Bersabda:Tahun yang akandatinginsya’allahakuakanberpuasapadahari yang kesembilan”. (HR. Muslim)[8]
E.     HadistAhwali
HadistAhwaliialahhadist yang berupahalihwalNabiSAW.Yangmenyangkutkeadaanfisik,sifat–sifatdankepribadian Beliau.TentangkeadaanfisikNabi SAW.Dalambeberapahadistdisebutkan, bahwafisiknyatidakterlalutinggidantidak pendek,sebagaimana yang dikatakanoleh al- Barra’dalamHadistriwayat Bukhori, sebagaiberikut :
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحْسَنَ النَّاسِ وَجْهًا وَأَحْسَنَهُ خَلْقًا لَيْسَ بِالطَّوِيلِ الْبَائِنِ وَلَا بِالْقَصِي
“RasulullahSAWadalahmanusiamemilikisebaik-baikrupadantubuh.Kondisifisiknya, tidaktinggidantidakpendek ”. (HR.Bukhari)[9]
Contoh hadist lainnya, yang berbunyi:
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالمَامَسِسْتُ حَرِيْرًا وَلاَ دِيْبًاجًا اَلْيَنَ مِنْ كَفِّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلاَ شَمِمْتُ رِيْحًا قَطُّ أَوْ عَرْفًا {رواه البخاري}قَطُّ أَطْيَبَ مِنرِيْحٍ أَوْعَرْفِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Anasra.Berkata, “Akubelumpernahmemegang sutra murnidan sutra berwarna (yang halus) sehalustelapaktanganRasulullah SAW, jugabelumpernahmenciumwewangianseharum Rasul SAW (H.R. Bukhari)




[1]Drs. Munzier Suparta, MA. Ilmu Hadist, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada 2002, hlm. 18
[2]Hadis ini no 20.608 dalam musnad Imam Ahmad
[3]Lihat dalam Kitab Al-Shalat dalam Imam Muslim, juz I,op. Cit., hlm.197.
[4]Hadist nomor 631 dalam Imam Bukhari, op. Cit., juz I, hlm. 125-126, Kitab Al-Adzan
[5]Hadist nomor 320 dalam Sunan Al-Tirmidzi
[6]Hadist nomor 4.119 dalam bab Marji’i Al-Nabiy mi Al-Ahzab, Kitab Al-Maghazy dalam Imam Bukhari, op.cit., Juz 5, hlm.60
[7]Abbas Mutawali Hamadah, Al-Sunanah Al-Nabawiyah wa Makanatuha Fi Al-Tasyri’ (Kairo:Dar Al-Qoumiyah li Al-Thab’ah wa Al-Nasyi’, 1965)., hlm. 21-22.
[8]Hadist nomor 1.916 dalam Kitab Al-Shalat, Shahih Muslim
[9]Hadist nomor 3.549 dalam Bab Shifat Al-Nabiy, Kitab Al-Manaqib, Imam Bukhari, op.cit., juz 4, hlm.198

Tidak ada komentar:

Posting Komentar